Minggu, 21 Desember 2014
“OPERA TUHAN “
Abadilah rindu beralas sajadah biru
Berjibaku kala bisu hanyut dalam syahdu
Langit cemburu akan bisikan tangisku yang menggebu
Diantara pinta yang kian bergema nyanyikan khaufrajaku
Ku buka tirai kasih pada takhta arsy-MU
Lewat senandung cinta bernama do’a
Ku sisipkan asma yang menadi bersama darah ku
Mengalun indah di pori-pori mulutku
Sepucuk salam hangat memadu rindu
Dalam hening waktu menutup senja-MU
Manakala kikisan iman nampakkan dirii
Hanya tasbiih bergemuruh hanyutkan pilu
Bukan tak sadar peranku adalah rahasia-MU
Namun operamu tak terjamah naluri ku
Tuhan… “sekali lagi ajari aku berdrama untuk-MU”
Ku lepaskan angan yang bertalu di hatiku
Berpasrah pada sepenggal surat skenario-MU
Menari dalam panggung sandiwara
Sambangi peran hanyut dalam wayang-wayang Tuhan
Enggan bukakan diri kreasikan angan
Dalam wajah palsu ku cemburukan peran
Kian menyatu dalam angan tak bertuan
Pada pintu-pintu singgasana-MU
Ku adukan detail perkara hidupku
Ketidakmampuan dalam drama-drama pilu
Hingga seringnya keluar dalam batas skenario-MU
Bahu pun kian renggang merangkulku
Namun tak ada tempat yang tersungkur kala sujud mendekur
Rapuh…Lemah…itu milikku
Biarlah sekali lagi tengadahku kalut dalam senyap
Menatap esok jalanku tegap
Berdrama sahaja di panggung sandiwara
Tanpa kuasa diri seorang hamba
Sabda kan cinta kalam rindu
Di batas opera kesempurnaan-MU….
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar