Berawal dari kekagumanku terhadap
sikap manis nan lembutmu. Cerita demi cerita, hari demi hari telah kau ukir
jejakmu di dalam duniaku. Ku pikir hariku lebih indah setelah kau goreskan
warna-warna baru di hidupku,membuatku tak bosan memandang dan tak jenuh
berkisah agar seluruh dunia tahu ‘Akulah orang paling beruntung itu’. Tapi
ternyata salah mengenalmu. Warna-warna yang kau toreh itu merubah nuansa indah
yang talah tercipta, kau ubah setiap detail kehidupan yang bertahun-tahun ku bangun
demi sebuah impian yang aku tegakkan dengan tonggak dan kakiku sendiri. Kau
membuat aku seakan mengubah haluan, menaifkan diri atas apa yang telah terjadi,
tak peduli akan apa yang aku yakini, dan setiap detail-nya telah kau jadikan
seperti duniamu sendiri “Taman Mimpimu”. Kau hanya berkelana ketika ku yakini
kau adalah pelabuhan hatiku, Kau hanya menganggap aku sebagai boneka yang
melengkapi istana mimpimu. Aku.. ? Dimana kau jadikan aku istimewa setelah ku
anggap kamu lah segalanya ?
Manismu,
lembutmu, cinta kasihmu, semua semu. Kau tak lebih dulu yakinkan hatimu sebelum
benar-benar memilihku sebagai pelabuhan cintamu. Lantas,apa selama ini aku
adalah persinggahanmu ? Ya. Pertanyaan yang ku pikir begitu terlambat ku
lontarkan padamu. Saat kehidupanku telah hancur kau sama ratakan, saat kau
enggan menengok duniaku dalam jendela keabadianmu, saat itu pula aku
benar-benar yakin aku telah salah mengenalmu. Semua yang aku korbankan demi
hidupku telah sirna. Semua yang ku perjuangkan demi kamu terasa hampa. Harus ku
sebut apa kamu dengan semua jejak hitammu ? Harus apa lagi yang membuatmu yakin
kamu adalah cerita terpahitku ?
Tuhan..
Andai saat itu aku mengingat-MU dan bertahan mencintai-MU lebih dari
segalanya,mungkin aku takkan pernah kehilangan setengah sayapku untuk terbang
kembali di pelukan- MU. Aku… Aku bukan kasih-MU yang setia. Apa aku masih bisa
menyebut diriku seorang kekasih setelah sekian lama aku melupakan hidupku
bersama-MU ? Apa masih ??? Padahal hanya Engkau sejatinya hidup dan
matiku. Tapi bagaimana aku mendekat saat cinta semu telah begitu menjauhkanku
dari pangkuan-MU ? Tuhan…… jangan hakimi aku atas kelalaianku, aku takkan
pernah siap kehilangan lagi cinta sejati dari Engkau Rabbku.
Jangan.
Jangan kau ingatkan lagi aku tentangmu. Tentang kehancuran hidupku. Manakala
keangkuhan mu telah menyadarkan ku betapa tiada bergunanya hidup mengharap
cinta semu-mu. Masih getir terasa di inderaku karena cercaan-mu, masih kelam ku
rasa langkah yang harus ku rajut ulang demi kesejatian cintaku. Dan semua yang
ku alami, ku dera, dan ku rasa, adalah karena aku terlalu dalam menaruh
kepercayaan dan hatiku padamu. Setelah kamu adalah derita yang rupa dan
jejaknya tak pernah lagi ingin ku abadikan di hidupku, maka jauh darimu bukan
lagi pilihan. Ia adalah kepastian dan tantangan yang akan menguji kembali cinta
kasihku pada Rabb-ku. Untuk kembali dalam kesejukan cinta kasih Sang Pencipta
yang lebih luas serta murah kasih sayang-NYA berbanding semua makhluk penghuni
alam ini.
Tuhan….
Kini terima kembali aku di tempatku yang begitu indah bersanding dengan-MU.
Jangan lagi KAU menjauh, dan aku mendekat, lebih dekat, di titik terdekat
antara cinta Khalik dan Sang Makhluk. “ aku dan Engkau.. Rabbku.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar